Selvy berjalan lemas ke rumahnya sambil menggendong tas sekolahnya.
Kenapa, sih, aku tidak bisa menghafal isi buku paket dan catatanku? Pikir Selvy.
Selvy membuka tas ransel kesayangannya dan mengambil buku khusus untuk mencatat tugas miliknya.
"Begitu, ya," kata Selvy. "Tolong jangan beritahu nilai ulangan IPS-ku ke siapapun yang belum mengetahuinya. Kalau mereka bertanya, jawab saja kalau kamu tidak tahu. Aku percaya sekali denganmu, karena kamu sahabatku yang paling kusayangi,"
Hadiah yang diberikan Angel bukan hadiah yang mahal atau langka. Angel hanya memberikan selusin buku bertuliskan "MIRACULOUS BOOK", yang artinya (dalam bahasa Indonesia) "BUKU AJAIB".
"'Miraculous Book'? 'Buku Ajaib'? Ahh, mana mungkin ini buku ajaib? Ini, kan, hanya buku tulis biasa!" kata Selvy pada dirinya sendiri.
Rasanya aneh, memang, kalau Selvy mempercayai bahwa buku pemberian Angel itu memang buku ajaib. Buku pemberian Angel hanyalah buku tulis yang tak kelihatan istimewa. Siapapun yang melihatnya pasti takkan percaya bahwa buku itu adalah buku ajaib.
Angel juga memberikan kertas yang sudah ditulisi ucapan selamat.
NB: Buku tulis ini tidak bisa menjadi ajaib kalau pemiliknya menggunakannya dengan bermalas-malasan. Buku tulis ini hanya bisa bekerja bila pemiliknya sering membuka dan membacanya. Jadi, kamu harus selalu membacanya bila besok terdapat pelajaran yang menggunakan buku tulis ajaib itu, oke?
Akhirnya, Selvy mempercayai Angel. Ia menyalin tulisan dari buku tulis lamanya ke buku tulis ajaib barunya. Ia juga membacanya setiap malam, seperti yang diperintahkan oleh Angel.
Hasilnya sudah mulai terasa. Nilai-nilainya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Ia sering sekali mendapat nilai 100 di sekolahnya.
Sebentar lagi, ujian akan dimulai. Selvy semakin rajin membaca buku-buku pelajarannya, terutama pelajaran-pelajaran UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional), yaitu IPA, Bahasa Indonesia, dan Matematika.
Beberapa hari kemudian, UASBN telah selesai. US (Ujian Sekolah) telah menunggu. Semua siswa kelas 6 akan melaksanakan US dalam seminggu.
Akhirnya, US telah selesai. Tinggal menunggu hasil UASBN dan US.
Sekarang, kelas 6 terbebas dari pelajaran. Tinggal berlatih untuk acara perpisahan sekolah.
Hari yang ditunggu-tunggu pun datang juga. Hari ini akan diumumkan juara UASBN.
Bu Indri, kepala sekolah SDN HARAPAN, SD tempat Selvy bersekolah, memegang mike dan mulai berpidato.
"Selamat datang kepada siswa-siswi kelas 6! Saya, Ibu Indri, akan mengumumkan juara UASBN dan US. Apapun hasilnya, tolong diterima. Apa yang telah kalian lakukan dan perjuangkan sudah lebih dari cukup untuk sekolah kita tercinta." kata Bu Indri. "Kalian semua adalah murid yang cerdas. Bu Indri selalu berdoa untuk kalian, agar kalian semua dapat mencapai cita-cita setinggi langit,"
Bu Indri menarik nafas, kemudian berkata, "Saya akan langsung mengumumkan juara UASBN. Juaranya adalah.......... SELVY TIARA MAHAPUTRI!!!"
Selvy serasa sedang bermimpi. Ia tak percaya dirinya bisa menjadi juara UASBN dengan nilai sempurna, padahal sebelumnya ia tidak begitu berprestasi di sekolah. Tubuhnya gemetar saking kagetnya.
"Ayo, Selvy, maju ke depan! Kamu adalah juara UASBN tahun ini!" kata Bu Indri sambil memberi isyarat kepada Selvy untuk maju ke depan.
Dengan tubuh yang masih gemetar, Selvy maju ke depan.
"Inilah juara UASBN tahun ini, Selvy! Ia mendapat nilai UASBN tertinggi dengan NEM 30! Walaupun kalian tidak menjadi juara UASBN tahun ini, bukan berarti kalian tidak dapat menjadi seperti Selvy! Dengan belajar sungguh-sungguh, kalian bisa seperti Selvy!" kata Bu Indri. "Tepuk tangan yang meriah untuk Selvy!!"
Semua murid kelas 6 bertepuk tangan riuh untuk Selvy. Air mata haru membasahi mata dan pipi Selvy. Ia benar-benar tak menyangka semua ini akan terjadi.
Sebagai penghargaan, Selvy diberi piala duplikat yang bertuliskan:
"Selamat, kawan. Kau berhasil mengalahkanku,"
Selvy berbalik ke belakang untuk melihat orang yang menepuk bahunya dan mengucapkan selamat.
"Angel?"
"Ya, aku Angel. Ternyata kau memang cerdas,"
Selvy tersenyum dan berkata, "Ini semua, kan, karena buku ajaib yang kau berikan,"
Angel tertawa ketika mendengar perkataan Selvy.
"Selvy, Selvy. Kamu percaya dengan perkataanku itu?"
"Iya, dong. Kamu, kan, sahabat terbaikku,"
"Selvy, bukan buku itu yang ajaib, tapi kamu! Kamu berhasil mengubah prestasimu yang tadinya biasa menjadi luar biasa!"
Selvy kaget. Apakah benar bahwa bukan buku itu yang membuatnya bisa mengingat semua materi pelajaran? Tidak mungkin!
"Kaget, ya? Sekarang kamu sudah tahu, kan, bahwa rasa semangat dan percaya diri dapat mengalahkan apapun?" kata Angel.
"Betul, Angel! Aku sadar bahwa dengan rasa semangat dan percaya diri, kita dapat meraih apapun yang kita mau," kata Selvy. "Ini, kan, juga berkat kamu, Angel. Kalau kamu tidak memberi aku buku tulis itu, aku tidak akan bisa percaya diri seperti sekarang!"
"Ah, kamu itu bisa saja, deh," kata Angel.
Ternyata, buku yang diberikan Angel bukan buku ajaib. Ialah yang membuat dirinya menjadi pintar, bukan buku tulis pemberian Angel.
Selvy membawa piala duplikat yang diberikan oleh sekolah dengan bangga. Rasa percaya dirinya meningkat. Sekarang, ia percaya bahwa, ternyata dirinya mampu untuk meraih prestasi seperti Angel dan yang lainnya. Kalau orang lain bisa, kenapa ia tidak?